Menurut kepercayaan, kata
Romawi berasal dari nama kakek moyang bangsa Romawi, yaitu Remus dan Romulus.
Kedua orang tersebut adalah anak dari Rhea Silva, salah satu keturunan Aeneas
(pahlawan Perang Troya), semasa kecil mereka disusui dan dibesarkan oleh seekor
serigala. Mengenal kata Roma mengingatkan kepada ibukota negara Italia.
Memang, peradaban Romawi ini terletak di negeri Italia,
tepatnya berada di Pegunungan Apenina. Lembah pegunungan Apenina merupakan
lahan-lahan yang subur dan cocok untuk dijadikan sebagai lahan pertanian, oleh
karena itu masyarakat yang tinggal di sana memiliki mata pencahariaanya sebagai
petani gandum, jagung dan sayur-sayuran.
Di Pegunungan Apenina ini ditemukan pula tambang-tambang
mineral yakni emas, bijih besi, tembaga, batu pualam dan marmer. Malah, marmer
yang dihasilkan merupakan jenis yang berkualitas tinggi dan sangat baik untuk
bahan bangunan.
1. Penduduk Peradaban Romawi Kuno
Penduduk asli romawi tinggal di Italia bagian Utara, tepatnya
di sekitar Danau Maggiore. Mereka mendapatkan makanan dengan cara bertani,
berburu dan menangkap ikan. Pada masa zaman besi (1000-600 SM), bangsa
pendatang muncul di Italia diantaranya bangsa Umbria di bagian utara, Latin di
lembah Sungai Tiger dan Samnite di Selatan. Sungai Timber berada di bagian
tengah Itali, dan dari sinilah selanjutnya muncul kerajaan Romawi yang menyebar
hampir ke seluruh daratan Eropa, Asia dan Afrika. Kebudayaan tersebut dikenal
dengan kebudayaan Latin.
2. Sistem Pemerintahan Peradaban Romawi Kuno
a. Zaman Kerajaan
Pada abad ke 8 – 7 SM, wilayah Italia Selatan dan Pantai
Sicilia merupakan koloni dari Yunani. Koloni Yunani di Italia tidak ditanggapi
oleh bangsa Romawi sehingga keduanya pun tidak pernah bersatu.
Pada waktu yang hampir bersamaan, datanglah bangsa Etrusci
datang dari Asia Kecil menuju pantai barat Italia dengan kemampuan teknologi
yang lebih maju dan tidak melakukan percampuran darah dengan bangsa asli maupun
bangsa pendatang terdahulu, mereka menguasai beberapa kota di Romawi yang sudah terbentuk sebelumnya.
Kekuasaan Estruci merebut Kota Roma dan menjadikannya
sebagai ibukota. Kota Roma pun mengalami kemajuan dalam bidang perdagangan
dengan bangsa-bangsa yang berada di sekitar Laut Tengah. Karena adanya saingan,
pada tahun 535 SM Etrusci bersekutu dengan Kartago lalu berhasil mengusir
Yunani dari tanah Italia.
Di saat krisis adanya ancaman keamanan, akhirnya Yunani dan
bangsa Romawi dapat bersatu mengusir Kartago dan Etrusci (509 SM), dan dapat
menguasai ibukota Roma. Interaksi antar bangsa-bangsa yang datang ke Italia
membentuk suatu percampuran kebudayaan, orang-orang Romawi mengambil budaya
Etrusci dan Yunani yang dikembangkan sendiri, seperti halnya huruf alfabet yang
dikenal sekarang.
b. Zaman Republik
Bangsa Latin adalah bangsa terbesar menempati wilayah
Romawi. Pola hidup semula bangsa Latin mengandalkan dari alam dengan cara
bertani dan beternak, namun sejak kedatangan Yunani, Etrusci dan Kartago
mengubah pola hidup semula dan mencoba mengadopsi semua ilmu dan teknologi yang
diperolehnya. Terusirnya bangsa Etrusci, bangsa Roma membentuk sistem
pemerintahan dalam bentuk Republik yang terdiri dari negara-negara kota seperti
polis di Yunani.
Dalam kehidupan sosial, Romawi terdiri dari dua kelompok
yang berpengaruh, yaitu Patricia dan Plebeia. Masing-masing kelompok memiliki
ciri khas tersendiri, Patricia terdiri dari penguasa tanah yang besar sedangkan
Plebeia terdiri dari golongan masyarakat kecil dan menengah (pedagang, seniman,
petani). Walaupun jumlah Patricia sangat sedikit (8% dari jumlah bangsa Romawi)
dominasi kaum Patricia dalam pemerintahan sangat berpengaruh sehingga republik
ini disebut pula Republik kaum Patricia.
Lima tahun sejak kemenangan Romawi atas Etrusci, bentuk
pemerintahan diubah dari negara kota menjadi imperium yang dipimpin oleh dua
orang konsul. Kedua konsul diharuskan dari golongan Patricia dan memiliki
kekuasaan yang sama dan dapat memveto satu sama lainnya. Sebagai penasihat
konsul dibentuklah lembaga penasehat (Senat), lembaga perwakilan distrik
(Comitia Curiata) dan lembaga perwakilan pemimpin militer (Comitia Centuriata).
Golongan Plebei mengajukan petisi persamaan haknya dengan
Patricia dalam hal berpolitik, maka dibentuklah Tribunate of Pleibei yang
memperbolehkan hak veto dari Comitia Curiata kepada Senat dan Comitia Centuriata.
Orang Romawi percaya bahwa negara yang baik harus dikuasai dengan imperium,
dengan kepercayaan ini Romawi mengembangkan wilayahnya ke luar wilayah Romawi.
Setelah kemenangan Romawi atas Yunani timbullah kepercayaan diri dan membangun
kekuatan militer untuk memukul mundur pasukan Phunisia (Phoenix), yaitu Kartago
dari Afrika Utara.
Peperangan pun terjadi sebanyak tiga kali, yaitu tahun 264
SM saat Romawi merebut Pulau Sisilia, tahun 241 SM saat Romawi diserang oleh
Hannibal (panglima perang Kartago) secara tiba-tiba di pegunungan Alpen dan
Romawi berhasil menyerang kembali dan memukul mundur, dan tahun 146 SM saat
menguasai Laut Tengah dan Asia Barat.
Seringnya terjadi peperangan, mengakibatkan tanah pertanian
menjadi tidak terurus dengan baik, apalagi prajurit Romawi direkrut dari
golongan rakyat yang terdiri dari petani. Akibat adanya kecemburuan sosial di
kalangan masyarakat bawah dengan timbulnya kekuasaan pemilikan tanah oleh
golongan Patricia semakin bertambah maka terjadilah pemberontakan yang dipimpin
oleh Spartacus (73-71 SM).
Kondisi dalam negeri yang bobrok akibat perang saudara,
munculnya kaum proletar (prajurit yang menjadi gelandangan), dan ancaman perang
dari bangsa lain berlangsung lama, senat merasa kewalahan dan tidak mampu
menangani masalah serius tersebut. Kemudian tahun 64 SM muncul tiga tokoh
militer yang memiliki reputasi yang besar. Mereka adalah Pompeius, Crassus dan
Yulius Caesar yang dikenal dengan nama Triumvirat (persekutuan tiga serangkai).
Ketiga orang ini, selalu berseteru dan masing-masing selalu
ingin menonjolkan dirinya dengan mengajukan sebagai konsul di Romawi. Setelah
meninggalnya Crassus dalam pertempuran di Mesopotamia, hubungan buruk antara
Pompeius dan Yulius Caesar tak terelakkan lagi. Pompeius mencoba merangkul
Senat dan menyingkirkan saingannya, namun kelihaian Yulius Caesar tak dapat
dibendung bahkan berhasil menguasai Peninsula (semenanjung Italia) dan membunuh
Pompeius di Yunani.
pembunuhan caesar |
Yulius Caesar pun menjadi pemimpin tunggal Romawi dan
menjadikan dirinya sebagai diktator seumur hidup. Banyak terjadi perubahan
semasa pemerintahan Yulius Caesar, mengurangi tugas-tugas Senat, pembaharuan
administrasi, memperbaiki perpajakan, pembuatan perumahan, memperbaiki sistem
kalender mataha
ri dan pengeringan rawa-rawa. Ternyata, perubahan dan kesuksesan
Yulius Caesar tidak mendapat sambutan hangat dari beberapa pihak termasuk dari
anak angkatnya Brutus. Tragisnya, tahun 44 SM Yulis Caesar pun dibunuh oleh
Brutus.
Kematian Yulius Caesar menimbulkan kekacauan, Senat ingin kembali
menguasai pemerintahan. Dalam kondisi negara seperti ini, para panglima Yulius
Caesar membentuk triumvirat yang baru terdiri dari Antonius, Lepidus dan
Octavianus. Kekuatan ini dapat menguasai Romawi menjadi terkendali dan membunuh
Brutus sang pemberontak. Atas jasa-jasanya ketiga panglima diberi wilayah
kekuasaan, Antonius menguasai wilayah sebelah Timur (Asia Kecil dan Mesir),
Lepidus menguasai wilayah Selatan (Afrika Utara) dan Octavianus menguasai
wilayah Barat (Yunani dan Spanyol).
Sama seperti Triumvirat sebelumnya, terjadi perselisihan
antara Octavianus dan Antonius karena curiga akan menjadi penguasa tunggal di
Imperium Romawi. Apalagi, perselisihan terus memuncak saat Antonius menikah
dengan Putri Cleopatra dari Mesir. Di lain cerita, Lepidus pun meninggal. Tahun
31 SM Octavianus berhasil menghancurkan kekuatan Antonius. Senat kemudian
mengangkatnya menjadi kaisar dan memberi gelar Augustus (Yang Maha Mulia).
c. Zaman Kekaisaran
Dilantiknya Octavianus menjadi kaisar (penguasa tunggal)
menjadikan bentuk pemerintahan Romawi menjadi kekaisaran dengan Octavianus
sebagai kaisar yang pertama. Keadaan negara pada zaman ini dinamakan Pax
Romana, artinya Roma yang damai. Octavianus memiliki kekuasaan tunggal atas
Imperium Romawi yang memiliki kekuasaan absolut. Ia tidak hanya penguasa dalam
bidang pemerintahan dan politik namun juga sebagai kepala agama. Pembaharuan
pun dilakukan dengan baik, Kota Roma dilengkapi polisi dan pemadam kebakaran,
meningkatkan subsidi gandum, membangun arena olahraga, dan membangun kuil.
Nero |
Setelah Octavianus meninggal, kekuasaan diserahkan kepada
Tiberius (14 - 37 M). Pada masa ini timbul penyebaran agama Kristen oleh Nabi
Isa (Yesus Kristus). Agama Kristen mengajarkan monotheisme dan tidak mendewakan
manusia. Karena demikian, kaum Kristen dianggap sebagai pemberontak yang akan
menjadi raja maka Yesus Kristus pun dihukum mati dengan cara disalib dan
penganutnya ditindas.
Tahun 54 – 68 M Kaisar Nero berkuasa di Romawi. Pada masa
ini, sejumlah kaum Kristen diincar dan dibunuh karena pengikut kristen makin
bertambah jumlahnya. Namun keadaan ini tidak membuat kaum Kristen menjadi
gentar, dan membuahkan hasil yang baik pada masa kekuasaan Konstantin Agung
(312-337 M). Perlakuan pengejaran dan pembunuhan kepada kaum Kristen
ditiadakan, ia menyadari dengan benar nilai-nilai yang terkandung dalam
ajaran-ajaran Yesus Kristus. Sejak itu agama Kristen ditetapkan sebagai agama
negara.
constantine |
Konstantin Agung memindahkan ibukota dari Roma ke
Konstantinopel. Keputusan ini merupakan awal yang tidak baik bagi kekuasaan
Imperium Romawi. Pada tahun 400 M, pecahlah kekuasaan Romawi menjadi dua
bagian, yaitu Imperium Romawi Barat dengan ibukota Roma dan Imperium Romawi
Timur dengan ibukota Konstantinopel.
Tahun 476 M Imperium Romawi Barat hancur oleh penyerangan
bangsa Jerman. Keruntuhan Romawi Barat tidak memengaruhi keamanan Romawi Timur,
bahkan sempat mengalami kejayaan pada masa Kaisar Yusthianus tahun 527-563 M.
Pada tahun 1543 Imperium Romawi Timur hancur oleh serangan bangsa Turki.
3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Peradaban Romawi Kuno
Ilmu pengetahuan dan teknologi bangsa Romawi banyak
diadaptasi dari kebudayaan-kebudayaan yang sudah berkembang sebelumnya,
misalnya Yunani, Persia, Etrusci, dan Hellenisme. Mereka tidak hanya
mempelajari juga mengembangkannya menjadi beragam.
Dalam dunia teknik sipil, ditemukannya teknik membuat beton
dan mendirikan bangunan berbentuk kubah. Bangsa Romawi mampu memanfaatkan berat
beton pada kubah menjadi kekuatannya sendiri dengan ditopang oleh tiang-tiang
penyangga. Muncul pula pengetahuan tentang pembuatan jalan, akuaduk (saluran
air gantung), dan tata kota.
Dalam bidang militer, sistem organisasi diperkenalkan dengan
garis komando yang teratur, dikenal pula istilah-istilah yang masih dikenal
hingga sekarang, seperti legiun, divisi dan lain-lain.
Dalam bidang seni pahat, bangsa Romawi menyukai membuat
pahatan objek benda berdasarkan yang dilihat, tidak seperti bangsa Yunani yang
menggunakan sebuah model, seperti sosok manusia yang dijadikan model dewa.
Dalam sistem pemerintahan, bangsa Romawi mengenal sistem kekuasaan mutlak yang
dipimpin oleh satu orang dengan tidak melupakan kewajiban tanggung jawab
pemerintah untuk memberi kesejahteraan kepada rakyatnya.
Dalam bidang kesusilaan, sifat kesederhanaan bangsa Romawi
patut dijadikan sebagai contoh dalam kehidupan sekarang. Perlakuan antar sesama
manusia dianggap sama, bahkan terhadap budak. Sayangnya, sifat asli ini sudah
memudar ketika masuknya budaya luar yang memperkenalkan unsur duniawi dalam
kehidupan.
4. Kepercayaan Peradaban Romawi Kuno
Pada awalnya bangsa Romawi mempercayai akan kekuatan roh
atau dengan kata lain, kepercayaan mereka adalah animisme. Kekuatan roh ini
berkaitan dengan rumah tangga, sebagai berikut:
(a) Leres, roh penjaga ladang.
(b) Penates, penjaga gudang.
(c) Janus, penjaga pintu rumah.
(d) Vesta, penjaga api.
(e) Lares familiaris, penjaga rumah.
Masuknya kebudayaan Yunani dan Etrusci berubah menjadi
polytheisme, dewa-dewa diwujudkan seperti halnya manusia, bahkan sejak
kekuasaan Yulius Caesar raja dianggap sebagai dewa. Dewa-dewa yang disembah
oleh bangsa Romawi hampir sama dengan dewa-dewa bangsa Yunani namun dengan nama
yang berbeda, contohnya Yupiter (dewa tertinggi), Mars (dewa perang), Venus
(dewi kecantikan), Neptunus (dewa laut) dan lain-lain.
Penyebaran agama Kristen oleh Santo Petrus dan Paulus ke
Eropa turut mengubah kepercayaan bangsa Romawi menjadi monotheisme. Agama
Kristen dijadikan sebagai agama negara oleh Theodosius (378-395 M), bahkan Kota
Roma menjadi pusat agama Katolik.
5. Peninggalan Budaya Peradaban Romawi Kuno
Peninggalan Romawi dalam seni bangun dengan gaya
arsitektural yang indah dan kekuatannya yang kokoh masih dapat ditemui di
Itali, diantaranya adalah bangunan yang terkenal amphiteather di Coloseum,
bangunan ini digunakan untuk mempertontonkan adu gladiator.
Dalam dunia sastra banyak ditemukan hasil sastra yang dijadikan
bahan literatur untuk belajar bahasa latin. Hasil karya yang terkenal antara
lain:
(a) Epos Aeneas oleh Vergulius.
(b) Ode dan Satire oleh Horatius.
(c) Amores oleh Ovidius.
(d) De Bello Civili oleh Lucan.
(e) Historia, Annuarium, dan Germania oleh Tacitus.
Demikianlah materi Sejarah Peradaban Romawi Kuno, semoga
bermanfaat.
sumber : http://www.materisma.com/2014/04/sejarah-peradaban-romawi-kuno.html
0 Komentar